API PORDA DISERAHKAN DARI DENPASAR KE GIANYAR
Setelah sempat semalam diinapkan di Kantor Walikota, Api Porda VIII diserahkan dari Kota Denpasar ke Kabupaten Gianyar di lapangan Batubulan Gianyar, Senin (9/7). Api Porda yang dibawa oleh regu pembawa obor dari pasukan Paskibraka Kota Denpasar berjumlah 9 orang, diserahkan oleh Sekkot Denpasar Drs. Nyoman Aryana, Msi. diterima oleh Sekda Gianyar Tjok Gde Putra Nindya, SH. Msi. dan disaksikan oleh muspida serta pejabat kedua daerah. Sebelum diserahkan ke Gianyar, hari Minggu (8/7) Api Porda sempat diarak keliling kota Denpasar yang dimulai dari GOR Kompyang Sujana, menyusuri jalan Tauku Umar, jalan Puputan Renon, jalan Hayam Wuruk, jalan Surapati dan selanjutnya disemayamkan di Kantor Walikota.
Ketua Panitia penyambutan Api Porda Kota Denpasar Drs. Nyoman Nada mengatakan kirab api Porda bertujuan untuk mengorbarkan semangat olah raga kepada seluruh daerah yang ada di Bali. “Dengan semangat spotivitas olah raga akan menciptakan rasa patriotisme serta rasa persatuan dan kesatuan antar daerah di Bali,†katanya. Seraya menambahkan dengan adanya kirab api Porda akan memberikan semangat kepada atlet Denpasar untuk meraih yang terbaik dalam Porda yang akan digelar mulai 10 Juli.
Sebelumnya Api Porda yang diambil dari sumber api di Pura Lempuyang tanggal 6 Juli lalu oleh Ketua Koni Bali I Gusti Bagus Alit Putra dan langsung diarak melintasi semua kabupaten di Bali, dimulai dari Karangasem, Buleleng, Jembrana, Tabanan Badung, Denpasar, Gianyar, Bangli dan berakhir di Klungkung. Api ini akan disulut pada pembukaan di Kabupaten Klungkung dan terus hidup selama berlangsungnya Porda VIII.
Sementara itu Sekkot Denpasar Drs. Nyoman Aryana, Msi. usai penyerahan api Porda mengatakan melalui pelaksanaan Porda akan dapat memunculkan atlet-alet yang berprestasi sehingga nantinya dapat mewakili Bali dalam event yang lebih tinggi di tingkat nasional. “Sebagai wahana pembinaan para atlet para pembina serta para atlet mestinya selalu mengedepankan rasa sportivitas dan kejujuran dalam setiap pertandingan, sehingga prestasi yang dihasilkan betul-betul murni dari hasil pembinaan, bukan dari hasil instan atau membajak atlet,†pungkasnya. (Dw)